Yahh, sekiranya kata itulah yang pantas aku kicaukan untukmu.
Bagaikan… Ahh, perumpamaan apapun sepertinya gak akan cocok untuk menggambarkan kamu. Betapa kamu adalah sosok seseorang yang susah untuk dimengerti. Saat semua tampak normal berjalan seperti biasanya, aku tahu tidak demikian di dalamnya. Saat kamu bilang kamu baik-baik saja, aku tahu kamu hanya menutupinya. Kesepian. Yap, semua tampak jelas dimatamu, kamu itu kesepian.
“Ahh, enggak kok, aku gak kesepian, aku punya banyak teman.” Elaknya.
Iya, memang. Kamu punya banyak teman yang luar biasa hebat. Mereka itu segalanya buat kamu. Mereka bisa menolongmu saat kamu butuh. Bahkan saat kamu jatuh pada titik terdalam sejarah hatimu, hanya merekalah yang bisa membuat senyum tulus itu kembali muncul. Saat mereka bisa melakukan apa saja yang kamu butuhkan, tapi tidak demikian. Kamu masih butuh seseorang yang nantinya bisa kamu andalkan untuk menghancurkan tembok kesepian yang satu itu. Kesepian yang sebenarnya.
“Ahh, sebenarnya, aku hanya belum menemukan yang cocok aja kok. I still haven’t found what I’m looking for.”
Alasan macam apa lagi itu. Banyak bukti yang bisa mematahkan argumen itu. Saat kamu sudah cocok dengan seseorang, saat kamu sudah nyaman dengannya, saat itu pula kamu masih meragu. Bahkan saat hatimu sudah bergetar –hal yang selama ini kamu yakini sebagai bukti bahwa itu adalah cinta- toh kamu hanya sibuk menikmati getaran itu sendirian tanpa mau berbagi dengan seseorang tersebut. Dan alasan belum menemukan yang cocok itu adalah salah. Bukan, bukan itu. Sebenarnya kamu itu bahkan belum tahu apa yang sebenarnya kamu cari. You still don’t know what you’re looking for.
Ahh, entahlah..
Memang hanya kata itulah yang pantas untukmu. Semoga secepatnya kamu tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan. Meskipun aku hanya bisa menyemangati dan mendokan, tapi tolonglah, aku juga layak untuk tahu apa yang sebenarnya kamu mau. Karena aku itu kamu.
U2 - I still haven’t found what I’m looking for